Mau ngebahas apa yaah ditulisan terakhir aku? Kita mengulas
tentang Badai Matahari aja yah! Sekarang kan lagi gempar-gemparnya Fenomenal
Badai Matahari tuh, nah aku tuh penasaran gimana sih badai matahari? Apa
mataharinya ketiup angin terus ke bumi? Matahari kan panas, gimana badainya
yah? Hmmm yuk kita liat ...
Badai matahari (coronal mass ejection/CME) itu
merupakan kejadian atau fenomena pelepasan energi besar radiasi dan gas
pembakaran dari permukaan matahari. Radiasi ini nantinya menyebar ke luar
angkasa dan akan sampai ke atmosfer bumi.
Menurut versinya nih yah :
a)
Versi NASA
Efek dari badai
matahari bisa mengakibatkan badai magnetik di bumi hingga kerusakan listrik,
sinyal telepon, dan kekacauan Global Positioning System (GPS). Fenomena ini
merupakan fenomena alam yang wajar dan memasuki siklus 11 tahunan, di mana akan
mencapai puncaknya pada 2013 nanti.
Badan Antariksa
Amerika Serikat (NASA) memperingatkan jika sepanjang tahun 2012 dan 2013
aktivitas matahari tengah meningkat dan mengakibatkan badai matahari yang lebih
sering di bumi. Namun, penduduk bumi tidak perlu khawatir karena badai kali ini
tidak akan menimbulkan kekacauan alam. Malah, akan menghasilkan fenomena alam
indah, Aurora.
NASA juga
menegaskan sudah siap untuk mengatasi badai matahari ini. Namun, yang
disayangkan adalah terganggunya kehidupan sosial masyarakat yang disebabkan
oleh badai matahari. Masyarakat di abad sekarang sangat bergantung sekali pada
sistem berteknologi tinggi seperti GPS dan komunikasi satelit. Dan semuanya itu
sangat rentan dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh badai matahari,"
kata Lika Guhathakurta sebagai ahli fisika dari
NASA.(aladiw,NatGeo/liputan6,nasa).
b)
Versi Indonesia
Badai Matahari
yang terpantau Senin (23/1/2012) pukul 10.50 WIB berhasil diantisipasi sehingga
tidak menimbulkan dampak negatif. Bagi Indonesia, fenomena alam ini tidak
memberi pengaruh berarti. Badai Matahari ini diperkirakan akan mencapai ekstrem
pada tahun 2013.
Hal ini
dikemukakan Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Rabu
(25/1/2012), di Jakarta.
Badai Matahari
yang ditandai munculnya flare ini masuk
skala menengah tinggi (M8-9), dengan indikator pancaran sinar-X yang mencapai
10 - 5 hingga 10 – 4 watt per meter persegi. Badai Matahari disebut mencapai
skala sangat kuat (ekstrem) bila berskala 10 – 4 hingga 10 – 3 watt per m2.
Serbuan partikel
proton ke Bumi diantisipasi dengan mengalihkan jalur penerbangan jarak jauh
dari Amerika Serikat ke Asia dan sebaliknya yang melintasi kutub Utara.
Paparan partikel proton ini tidak berdampak
bagi Bumi karena ada lapisan magnetosfer yang menahan partikel tersebut.
Radiasi dari badai Matahari juga akan diserap lapisan ozon.
Badai Matahari antara lain pernah
menimbulkan dampak pada tahun 1989 dan tahun 2000 bagi sistem kelistrikan di
negara- negara di lintang tinggi dan dekat kutub, antara lain Kanada.
Pantauan di Indonesia
Partikel
energetik proton mencapai Bumi Selasa (24/1) malam waktu Indonesia. Menurut
Clara Yono Yatini, Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan, badai Matahari telah
memengaruhi komunikasi radio antarstasiun milik Lapan hingga terjadi blackout.
Kondisi
geomagnet di Indonesia terpantau di tujuh stasiun Lapan, yaitu di Kototabang,
Sumatera Barat; Tanjungsari, Jawa Barat; Pontianak, Kalimantan Barat; Biak,
Papua; Manado, Sulawesi Utara; Parepare, Sulawesi Selatan; dan Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Hasil pantauan tidak menunjukkan gangguan berarti, kata Clara.
Thomas
menjelaskan, flare ini merupakan yang pertama kali terpantau sejak Mei 2005.
Kelas M yang mendekati kelas X, dampaknya akan kuat bila mengarah ke bumi.
Flare dari teropong di Bumi tampak berupa
bintik hitam di permukaan Matahari dan akan meningkat menjadi letupan terang.
Sinar-X yang terpancar dari letupan itu terekam pada satelit Geostationary
Operational Environmental Satellite.
Flare diikuti
lontaran massa dari korona Matahari. Yang menonjol adalah proton yang melesat
dengan kecepatan 1.400 kilometer per detik.
Korona
terdeteksi oleh wahana pemantau Matahari SOHO pada posisi antara Bumi dan
Matahari berjarak 1.500.000 km dari Bumi (4 kali jarak Bumi-Bulan).
"Partikel bermuatan dari Matahari itu tampak seperti hujan salju, berarti
mengarah ke arah bumi," kata Thomas.
Anomali cuaca
Matahari ini akan memengaruhi ionosfer. Lapisan ini digunakan untuk memantulkan
gelombang pendek pada komunikasi radio. Komunikasi radio frekuensi HF akan
terganggu, termasuk siaran radio luar negeri, seperti BBC, VOA, dan ABC.
Navigasi berbasis satelit, seperti GPS, juga dapat terganggu akurasinya.
Badai Matahari
berskala menengah tinggi ini berpotensi mengganggu operasional satelit, seperti
satelit komunikasi. Bila gangguan tidak dapat diatasi oleh operator satelit,
ada kemungkinan akan mengganggu telekomunikasi penggunaan telepon seluler,
siaran TV, dan komunikasi data perbankan.
Namun, tidak
benar radiasi dari Matahari itu akan berefek langsung bagi tubuh manusia. Juga
tidak ada efek radiasi ketika berkomunikasi menggunakan telepon seluler.
"Kalau ada berita itu hanya hoax," kata Thomas. Efek paparan proton
hanya terjadi di wilayah kutub. (YUN).
Gimana? Lumayan ngertikah? Jadiii, tenang
aja badai matahari ga ngefek berarti buat kehidupan kita. Tapi nanti kita
tunggu kepastiannya, biasanya di berita ada pemberitahuan atau himbauan ke
masyarakat.
Sekian dulu deh tulisannya, semoga
bermanfaat ...
Referensi :
http://tiyosi.blogspot.com/2012/05/fenomena-badai-matahari-2012-2013-versi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar